Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, kalau belum makan rasanya kepala pusing dan tak bisa beraktivitas dengan baik. Namun, kini makanan tak sekadar urusan mengeyangkan saja, tetapi juga soal rasa. Tanpa disadari oleh kita, makanan punya peran penting bagi kesehatan tubuh kita.
Seiring perkembangan zaman semakin banyak varian makanan dan minuman baru, pastinya sudah akrab dengan Bubble Tea atau Sushi Tangga. Beberapa jenis makanan dan minuman kekinian yang cukup trend di kalangan anak muda, khususnya generasi milenial. Jadi, sebenarnya bolehkah kita mengonsumsi makanan dan minuman kekinian?
Pada Hari Pangan Sedunia atau World Food Day yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober, tahun ini mengangkat tema tema global “Our Actions are Our Future. Healthy Diets for a #zerohunger World”. Ada peranan penting yang kita lakukan dalam menentukan masa depan. Perwakilan dari The Food and Agriculture Organization (FAO) organisasi PBB turut mengajak anak-anak muda sebagai generasi cerdas dalam mempromosikan makanan lokal di Indonesia.
FAO mengapresiasi kegiatan Ngobrol Asyik Bareng Badan POM: Makan Sehat Ala Generasi Cerdas” yang berlangsung pada Sabtu, 9 November 2019 di Mitra Terrace, Jakarta Selatan. Sehingga generasi mudah mendapatkan pemahaman tentang pentingnya konsumsi makanan sehat, seiring munculnya trend penyakit tidak menular akibat konsumsi makanan berlebihan. Sehingga generasi mudah perlu menjaga pola makan sehat.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito menyampaikan generasi milenial merupakan merupakan yang cerdas, cerdas dalam memilih makanan. Dalam mewujudkan SDM yang Unggul, Indonesia Maju perlu generasi yang cerdas.
Keamanan dan gizi pangan yang dikonsumsi menjadi hal yang perlu diperhatikan, karena makanan yang dikonsumsi sangat penting dalam pembanguna SDM. Jangan sampai terkontaminasi! Hal ini terkait aspek keamanan pangan.
Adanya masalah stunting yang di masyarakat, menjadi salah satu contoh peranan penting pangan yang bergizi bagi manusia. Namun, pada sisi lain terjadi kasus obesitas karena konsumsi karbohidrat, lemak, dan garam pada makanan dalam jumlah banyak.
Generasi milenial sebagai generasi cerdas harus membaca label, BPOM mengawasi peredaran obat dan makanan secara online melalu Cyber Patrol. Pada kemasan makanan sudah diwajibkan melakukan pencantuman kandungan gizi, termasuk jumlah gula dan lemak.
Terlebih peredaran produk obat dan makanan yang dijual secara online, generasi cerdas mencari tahu informasi produk dengan melakukan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa). Selain itu saat ini internet menjadi sarana penyebaran kabar hoax melalui grup chatting, khususnya Whatsapp.
Generasi cerdas harus menjadi duta konsumen pangan, cerdas dalam meresponi berita hoax dan kritis saat menerima berita hoax:
1. Evaluasi suatu informasi, apakah benar atau tidak? Gunakan prinsip 5W+1H
2. Cari Informasi dari sumber yang bertanggung jawab, bisa akses dari website dan media sosila BPOM, serta melalui Call Center BPOM untuk informasi yang terjamin kebenarannya.
3. Pikirkan dampaknya, jika ikut menyebarkan kabar hoax.
4. Pikirkan kembali respon orang lain, jika kita turut menyebarkan suatu kabar.
BPOM itu ada di 34 provinsi di Indonesia, berperan dalam mengawasi juga peredaran makanan olahan dalam kemasan lewat online. Pastikan selalu CEK KLIK ya, apalagi saat ini pada kemasan terdapat QR Code yang bisa discan melalui aplikasi BPOM Mobile ataupun diperiksa melalui website BPOM.
Badan POM bekerjasama dengan IDEA dan anggotanya, seperti BukaLapa dan Tokopedia dalam penjualan makanan dan kosmetik yang boleh beredar, hanya jika sudah memiliki izin edar dari Badan POM.
Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, MSc. CFS Guru Besar Teknologi Pangan IPB menjelaskan kegiatan Ngobrol Asyik Bareng Badan POM: Makan Sehat Ala Generasi Cerdas sejalan denhan Tema Hari Pangan Dunia denhan tema Our actions are our future - Healthy diets for a #ZEROHUNGER world.
Para generasi cerdas diajak untuk berpikir kritis dan peduli ada makanan sehat, bukan asal makan saja hanya karena murah atau tampilamnya yang Instagramable. Ada dampak langsung konsumsi pangan secara langsung kepada generasi muda, munculnya penyakit tidak menular yang dipengaruhi kandungan yang ada di dalam makanan, termasuk aspek aman dari pencemaran.
Konsumen cerdas pun harus memperhatikan konsumsu berlebih yang dapat menyebabkan obesitas. Sedangkan, pada sisi lain terjadi kekurangan gizi terjadi di kota besar karena salah makan, potenso kekurangan zat gizi mikro, seperti zar besi bisa membuat kita lemas. Zat besik bisa didapatkan melalui sayuran dan daging.
Konsumsi makanan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, tetapi ada aspek sehat dan rasa yang penting. Namun, pada makanan yang hits ada kandungan gula dan garam yang banyak. Generasi cerdas tetap boleh mengonsumsi coklat misalnya, tetapi jangan berlebihan dan dikonsimsi setiap hari. Lengkapi dengan konsimsi makanan yang sehat, tidak merokok dan rajin berolahraga.
Jangan berlebihan dalam konsumsi produk panhan umh mengandung gula, garam, dan lemak karena menimbukan penyakit tidak menular. Dampaknya akan terasa di jangaka panjang, saat usia generasi milinial saat ini berada di usai 40-50 tahun. Konsumsi secukupnya dan jangan berlebihan, batasi konsumsi gula, garam, dan lemak yang terkandung pada makanan. Perbanyak konsumsi makan buah dan sayur, karena adanya serat yang baik bagi tubuh kita. Karena buah dan sayuran mengandung anti oksidan unruk melindungi kita dari radikal bebas.
Keamanan makananan sudah diawasi oleh BPOM, kitapun berperan dalam menjaga kebersihan saat konsumsi dengan mencuci tangan sebelum makan. Biasanya juga konsumsi makann dalam porsi secukupnya, jangan membuang makanan. Saat ini sebanyak 30% makanan di dunia terbuang sia-sia.
Seiring perkembangan zaman semakin banyak varian makanan dan minuman baru, pastinya sudah akrab dengan Bubble Tea atau Sushi Tangga. Beberapa jenis makanan dan minuman kekinian yang cukup trend di kalangan anak muda, khususnya generasi milenial. Jadi, sebenarnya bolehkah kita mengonsumsi makanan dan minuman kekinian?
Pada Hari Pangan Sedunia atau World Food Day yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober, tahun ini mengangkat tema tema global “Our Actions are Our Future. Healthy Diets for a #zerohunger World”. Ada peranan penting yang kita lakukan dalam menentukan masa depan. Perwakilan dari The Food and Agriculture Organization (FAO) organisasi PBB turut mengajak anak-anak muda sebagai generasi cerdas dalam mempromosikan makanan lokal di Indonesia.
FAO mengapresiasi kegiatan Ngobrol Asyik Bareng Badan POM: Makan Sehat Ala Generasi Cerdas” yang berlangsung pada Sabtu, 9 November 2019 di Mitra Terrace, Jakarta Selatan. Sehingga generasi mudah mendapatkan pemahaman tentang pentingnya konsumsi makanan sehat, seiring munculnya trend penyakit tidak menular akibat konsumsi makanan berlebihan. Sehingga generasi mudah perlu menjaga pola makan sehat.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito menyampaikan generasi milenial merupakan merupakan yang cerdas, cerdas dalam memilih makanan. Dalam mewujudkan SDM yang Unggul, Indonesia Maju perlu generasi yang cerdas.
Keamanan dan gizi pangan yang dikonsumsi menjadi hal yang perlu diperhatikan, karena makanan yang dikonsumsi sangat penting dalam pembanguna SDM. Jangan sampai terkontaminasi! Hal ini terkait aspek keamanan pangan.
Adanya masalah stunting yang di masyarakat, menjadi salah satu contoh peranan penting pangan yang bergizi bagi manusia. Namun, pada sisi lain terjadi kasus obesitas karena konsumsi karbohidrat, lemak, dan garam pada makanan dalam jumlah banyak.
Generasi milenial sebagai generasi cerdas harus membaca label, BPOM mengawasi peredaran obat dan makanan secara online melalu Cyber Patrol. Pada kemasan makanan sudah diwajibkan melakukan pencantuman kandungan gizi, termasuk jumlah gula dan lemak.
Terlebih peredaran produk obat dan makanan yang dijual secara online, generasi cerdas mencari tahu informasi produk dengan melakukan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa). Selain itu saat ini internet menjadi sarana penyebaran kabar hoax melalui grup chatting, khususnya Whatsapp.
Generasi cerdas harus menjadi duta konsumen pangan, cerdas dalam meresponi berita hoax dan kritis saat menerima berita hoax:
1. Evaluasi suatu informasi, apakah benar atau tidak? Gunakan prinsip 5W+1H
2. Cari Informasi dari sumber yang bertanggung jawab, bisa akses dari website dan media sosila BPOM, serta melalui Call Center BPOM untuk informasi yang terjamin kebenarannya.
3. Pikirkan dampaknya, jika ikut menyebarkan kabar hoax.
4. Pikirkan kembali respon orang lain, jika kita turut menyebarkan suatu kabar.
BPOM itu ada di 34 provinsi di Indonesia, berperan dalam mengawasi juga peredaran makanan olahan dalam kemasan lewat online. Pastikan selalu CEK KLIK ya, apalagi saat ini pada kemasan terdapat QR Code yang bisa discan melalui aplikasi BPOM Mobile ataupun diperiksa melalui website BPOM.
Badan POM bekerjasama dengan IDEA dan anggotanya, seperti BukaLapa dan Tokopedia dalam penjualan makanan dan kosmetik yang boleh beredar, hanya jika sudah memiliki izin edar dari Badan POM.
Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, MSc. CFS Guru Besar Teknologi Pangan IPB menjelaskan kegiatan Ngobrol Asyik Bareng Badan POM: Makan Sehat Ala Generasi Cerdas sejalan denhan Tema Hari Pangan Dunia denhan tema Our actions are our future - Healthy diets for a #ZEROHUNGER world.
Para generasi cerdas diajak untuk berpikir kritis dan peduli ada makanan sehat, bukan asal makan saja hanya karena murah atau tampilamnya yang Instagramable. Ada dampak langsung konsumsi pangan secara langsung kepada generasi muda, munculnya penyakit tidak menular yang dipengaruhi kandungan yang ada di dalam makanan, termasuk aspek aman dari pencemaran.
Konsumen cerdas pun harus memperhatikan konsumsu berlebih yang dapat menyebabkan obesitas. Sedangkan, pada sisi lain terjadi kekurangan gizi terjadi di kota besar karena salah makan, potenso kekurangan zat gizi mikro, seperti zar besi bisa membuat kita lemas. Zat besik bisa didapatkan melalui sayuran dan daging.
Konsumsi makanan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, tetapi ada aspek sehat dan rasa yang penting. Namun, pada makanan yang hits ada kandungan gula dan garam yang banyak. Generasi cerdas tetap boleh mengonsumsi coklat misalnya, tetapi jangan berlebihan dan dikonsimsi setiap hari. Lengkapi dengan konsimsi makanan yang sehat, tidak merokok dan rajin berolahraga.
Jangan berlebihan dalam konsumsi produk panhan umh mengandung gula, garam, dan lemak karena menimbukan penyakit tidak menular. Dampaknya akan terasa di jangaka panjang, saat usia generasi milinial saat ini berada di usai 40-50 tahun. Konsumsi secukupnya dan jangan berlebihan, batasi konsumsi gula, garam, dan lemak yang terkandung pada makanan. Perbanyak konsumsi makan buah dan sayur, karena adanya serat yang baik bagi tubuh kita. Karena buah dan sayuran mengandung anti oksidan unruk melindungi kita dari radikal bebas.
Keamanan makananan sudah diawasi oleh BPOM, kitapun berperan dalam menjaga kebersihan saat konsumsi dengan mencuci tangan sebelum makan. Biasanya juga konsumsi makann dalam porsi secukupnya, jangan membuang makanan. Saat ini sebanyak 30% makanan di dunia terbuang sia-sia.
Komentar
Posting Komentar